cover
Contact Name
M.Khairul Anam
Contact Email
grouper@unisla.ac.id
Phone
+6281225906422
Journal Mail Official
grouper@unisla.ac.id
Editorial Address
Fakultas Perikanan dan Peternakan, Kampus D, Jalan Veteran No. 053A, Jetis, Lamongan.
Location
Kab. lamongan,
Jawa timur
INDONESIA
Grouper: Jurnal Ilmiah Perikanan
ISSN : 20868480     EISSN : 27162702     DOI : https://doi.org/10.30736/grouper.v10i2
Jurnal GROUPER menyediakan publikasi ilmiah dan menyebarluaskan artikel asli dan berkualitas yang berhubungan dengan disiplin ilmu perikanan yang meliputi: Pengelolaan Sumber Daya Perairan, Pengelolaan Wilayah Pesisir, Pengendalian Pencemaran Perairan, Kebijakan Pembangunan Perikanan, Agrobisnis Perikanan, Sosial Ekonomi Perikanan, Penyuluhan Masyarakat Perikanan.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper" : 7 Documents clear
PENGARUH PERBEDAAN JARAK LETAK DAN WAKTU PERENDAMAN ALAT TANGKAP BUBU RAJUNGAN (Portunus pelagicus) TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI WILAYAH PERAIRAN BRONDONG, LAMONGAN JAWA TIMUR Nanuk Qomariyati
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1627.882 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v1i1.6

Abstract

This research was conducted in the waters Brondong Lamongan in April-June 2008. The purpose of this study is to determine whether the use of distance and location of different soaking time influence on the blue swimmer crab catches of blue swimmer crab trap fishing gear. This study uses a combination of four treatments with four replications (groups), as treatment is the distance lies 15 m long with 9.5 hours of immersion (A1) and the distance between the location of 15 m with a dipping time of 13.5 hours (A2) and the distance between the location of 18 m with a dipping 5.9 h (B1) and the distance between the location of 18 m with a dipping time of 13.5 hours (B2). From the research the influence of location and distance difference soaking fishing gear to catch trap catches obtained at 27.30 kg A1, A2, amounting to 32.80 kg, 26.25 kg for B2 and B1 19:40 kg. Based on the calculation of variance reveals that the interaction between location and distance of soaking time did not significantly affect the catch is obtained, as well as the use of different soaking time also showed no significant effect on the catch. But by using a different layout spacing showed significant effect on catches of blue swimmer crabs are diperoleh. Penggunaan combination of location and distance swimming crab soaking Bubu can not significantly affect the catch, as well as the use of different soaking time in the afternoon did not show the differences in catches of blue swimmer crabs significantly. But with the use of a shorter distance location (15 m) may indicate that there were significant to the results obtained tangkapn small crab.
PENGARUH PEMBERIAN EXATON-F PADA PAKAN DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN FCR JUVENIL IKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp) Tri Wahyudi
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1774.44 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v1i1.2

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Exaton-F pada pakan dengan dosis yang berbeda terhadap laju pertumbuhan dan FCR juvenile ikan Nila Merah (Oreochromis sp). Hasil penelitihan menunjukkan bahwa pemberian Exaton-F pada pakan juvenile ikan Nila Merah dengan dosis yang berbeda berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan konversi pakan (FCR) juvenile Ikan Nila Merah. Nilai tertinggi rata-rata laju pertumbuhan sesaat diperoleh pada perlakuan C (dosis 10 ml/kg) 2,43 % kemudian diikuti oleh perlakuan E (dosis 20 ml/kg) 1,55 %, B (dosis 5 ml/kg) 1,54 % D (dosis 15 ml/kg) 1,50 % dan A (dosis 0 ml/kg) 1,44 %. Nilai ratarata konversi pakan (FCR) tertinggi dicapai pada perlakuan C sebesar 1,70 gr/gr diikuti E sebesar 4,82 gr/gr, A sebesar 5,11 gr/gr, D sebesar 5,11 gr/gr, B sebesar 5,32 gr/gr. Perlakuan berpengaruh (tidak berbeda nyata) terhadap persentase kelangsungan hidup dan kualitas air ikan Nila Merah. Dimana persentase kelangsungan hidup tertinggi diperoleh pada perlakuan C ( dosis 10 ml/kg) dan A (dosis 0 ml/kg) (100 %) dan terendah pada perlakuan B (dosis 5 ml/kg) 95,55%).
PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN DAN PROBIOTIK TERHADAP HASIL PANEN BANDENG ( Chanos chanos ) DI WILAYAH DESA KENTONG KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN Abdul Malik
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1805.439 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v1i1.7

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan dan menerapkan teknik pembesaran ikan bandeng dan untuk mengetahui perbedaan hasil panen bandeng dengan penambahan suplemen dan probiotik dengan pembesaran ikan bandeng tanpa perlakuan. Berdasarkan hasil pemeliharaan penggunaan suplemen dan probiotik dapat membantu dalam mempercepat pertumbuhan bandeng. Berat gelondongan pada awal penebaran 42 g/ekor, jumlah penebaran pada tiap tambak 10.000 ekor sehingga padat penebarannya 5 ekor/m2. Konversi pakan yang didapatkan sebesar 0,89 setelah 55 hari pemeliharaan untuk bandeng dengan perlakuan (penambahan suplemen dan probiotik) sedangkan bandeng tanpa perlakuan konversi pakannya lebih besar, yaitu 1,15. Setelah pemeliharaan 55 hari didapatkan tingkat kelangsungan hidup pada bandeng yang mendapat perlakuan sebesar 99,13 % dengan persentase laju pertumbuhan harian sebesar 3,38 %. Sedangkan bandeng tanpa perlakuan didapatkan tingkat kelangsungan hidup 99,8 %, dengan persentase laju pertumbuhan 1,28%. Berdasarkan hasil pengamatan di kolam, kualitas air dapat dikatakan layak karena masih dalam batas toleransi. Hal ini dapat dilihat dari kisaran suhu yang berkisar antara 27 0C – 29 0C, salinitas berkisar antara 6 – 10 ppt sedangkan untuk pH berkisar antara 6,8 – 7,9.
ANALISA USAHA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI (Lithopenaeus vannamei) DAN IKAN BANDENG (Chanos-chanos Sp.) DI DESA SIDOKUMPUL KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN JAWA TIMUR Wachidatus Saadah
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1344.553 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v1i1.3

Abstract

Dewasa ini arah pembangunan perikanan telah berubah dari perikanan tangkap ke perikanan budidaya. Perubahan trend tersebut disebabkan karena manusia semakin memahami bahwa sumber daya ikan yang menjadi target penangkapan semakin berkurang (Djoni Irianto dan Wiwik Heny Winarsih, 2001). Perkembangan tehnologi bandeng sangat lambat jika dibanding udang, hasilnya sering rugi. Sesuai dengan perkembangan zaman, budidaya udang vannamei diharapkan bisa menaikkan produksi,, menaikkan pendapatan bahkan meningkatkan kelayakan hidup masyarakat. Penulis melakukan penelitian di Desa Sidokumpul Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan. Penelitian ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya udang vannamei dan ikan bandeng dan menguntungkan untuk diusahakan. Penelitian ini menggunakan studi kasus. Data yang langsung dari sumbernya dengan cara observasi 1 partisipasi aktif dan wawancara dan data sekunder ialah data yang diperoleh tak langsung misalnya buku literatur, monografi desa dan lain-lain. Analisa yang digunakan adalah Imbang Penerimaan atau R/C Ratio, Analisa Titik Impas dan Rentabilitas. Sampel yang diambil 15 orang petani tambak. Ternyata disimpulkan bahwa usaha budidaya udang vannamei dan ikan bandeng layak dan menguntungkan untuk diusahakan dengan hasil sebagai berikut : R/C Ratio = 1,7, Rentabilitas rata-rata 69,96%, dan BEP (Analisa Titik Impas) = 2,868427
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG KEPALA UDANG SEBAGAI SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DALAM RANSUM TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN UDANG WINDU Endah Sih Prihatini
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.037 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v1i1.8

Abstract

Dalam rangka meningkatkan expor non migas, salah satu upaya yang bisa dilakukan ialah budidaya udang windu. Keberhasilan usaha budidaya udang ditunjukkan oleh cepatnya laju pertumbuhan atau rendahnya mortalitas, akhirnya meningkatkan produksi. Dalam usaha intensif makanan buatan mutlak diperlukan. Tepung kepala udang adalah alternatif bahan pilihan yang bisa digunakan sebagai campuran makanan buatan bagi udang. Diharapkan nantinya tepung kepala udang dalam ransum bisa meningkatkan laju pertumbuhan dan pertumbuhan udang.Penelitian yang dilakukan penulis di Unit Pembinaan Pembenihan Udang Wind (UPPUW) Pasir Putih Situbondo. Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung kepala udang sebagai substitusi tepung ikan dalam ransum terhadap laju pertumbuhan udang windu dan tujuannya adalah mendapatkan prosentase tepung kepala udang dalam ransum yang memberikan laju pertumbuhan terbaik. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pengambilan data secara observasi langsung sedangkan analisa datanya dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Adapun kelima perlakuan adalah prosentase tepung kepala udang sebesar 0 prosen (A), 3 prosen (B), 6 prosen (C), 9 prosen (D), dan 12 prosen (E), dalam hal ini sebagai variabel X, sebagai variabel Y adalah udang windu yang diukur laju pertumbuhannya. Berdasarkan uji sidik ragam dan uji BNT didapatkan bahwa prosentase protein tepung kepala udang dalam ransum menunjukkan perbedaan nyata terhadap laju pertumbuhan harian individu. Hubungan antara prosentase tepung kepala udang yang berbeda dalam ransum (X) dengan laju pertumbuhan harian individu udang windu :Y = –0,03624X2 + 0,2449X + 6,1534Laju pertumbuhan harian terbesar adalah 6,753. prosentase dengan pemberian ransum 4,1 prosen protein tepung kepala udang sehingga dapat disimpulkan bahwa prosentase protein tepung kepala udang dalam ransum yang memberikan hasil maksimum berkisar antara 3,8 prosen sampai dengan 4,4 prosen.
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BIOLIFE AQUACULTURE DENGAN FREKUENSI BERBEDA TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN UDANG WINDU ( Penaeus monodon Fab ) PADA STADIA PASCA LARVA 15 – 45 Pudiastiono Pudiastiono
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.153 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v1i1.4

Abstract

Penelitian dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan, pada bulan Maret – April 2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi pemberian probiotik yang tepat untuk mendapatkan kualitas air yang dominan guna mendukung kelulushidupan dan pertumbuhan udang windu pada stadia pasca larva 15 – 45. Metode penelitian yang digunakan metode eksperimen dan rancangan percobaan yaitu Rancangan Acak Lengkap ( RAL ), dengan 3 perlakuan dan 1 kontrol dengan 3 kali ulangan. Udang windu stadia pasca larva 15 – 45 dipelihara dalam ember plastik dengan volume 5 liter dan tidak dilakukan penggantian air. Parameter yang diamati kelulushidupan, pertumbuhan, amonia, nitrit, bahan organik, kelimpahan bakteri, suhu salinitas DO dan pH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik dengan frekuensi 4 kali ( setiap minggu ) selama pemeliharaan 1 bulan paling baik untuk meningkatkan kelulushidupan udang windu, kelimpahan bakteri non patogen, serta mengurangi akumulasi amonia, nitrit, dan bahan organik dalam air. Tetapi tidak berpengaruh terhadap suhu, DO, Salinitas dan pH.
KAJIAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA DAN SUSU SKIM TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN PADA PRODUK NUGGET IKAN MAS (Cyprinus carpio) Suryatmoko Suryatmoko
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 1, No 1 (2010): Jurnal Grouper
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1108.166 KB) | DOI: 10.30736/grouper.v1i1.5

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menentukan kisaran konsentrasi tepung tapioka dan susu skim yang terbaik dalam pembuatan nugget ikan mas. pada penelitian utama. Penelitian menggunakan Rancangan AcakKelompok (RAK) pola faktorial dengan dua faktor yang diulang tiga kali, yaitu faktor konsentrasi tepung tapioka (T) dan faktor konsentrasi susu skim (S). Faktor konsentrasi tepung tapioka terdiri dari tiga taraf, yaitu: 20% (T1), 30% (T2) dan 40% (T3). Sedangkan faktor konsentrasi susu skim terdiri dari tiga taraf, yaitu: 7,5% (S1), 15% (S2) dan 22,5% (S3) Data hasil percobaan pada penyimpanan 0 hari dan 14 hari ditata dalam tabel analisis ragam terhadap rasa, aroma, tekstur dan penampakan. Apabila hasil yang diperoleh melalui analisa ragam menunjukkan adanya pengaruh pebedaan antar perlakuan (P<0,05 atau P<0,01), maka diuji lebih lanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Perbedaan kombinasi konsentrasi tepung tapioka dan susu skim berpengaruh nyata pada nilai kesukaan panelis terhadap rasa dan aroma, sedangkan pada tekstur berpengaruh sangat nyata tetapi tidak berpengaruh pada penampakan nugget yang dihasilkan. Analisa keputusan dengan metode nilai harapan menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan T1S2, yaitu tepung tapioka dan susu skim 20%:15% merupakan kombinasi perlakuan terbaik. Hasil rata-rata nilai uji organoleptik pada penyimpanan 0 hari masing-masing sebesar: rasa 6,12 (menyukai); aroma 5,55 (menyukai); tekstur 5,58 (menyukai) dan penampakan 5,68 (menyukai). Rata-rata nilai uji organoleptik pada penyimpanan 14 hari masing-masing sebesar: rasa 5,95 (menyukai); aroma 5,55 (menyukai); tekstur 5,52 (menyukai) dan penampakan 5,38 (agak menyukai). Pengujian kualitas kombinasi perlakuan nugget ikan mas terbaik menunjukkan bahwa kadar protein nugget pada penyimpanan 0 hari sebesar 9,25% dan 14 hari sebesar 10% (SNI baso ikan mempunyai syarat minimal kadar protein sebesar 9%). Sedangkan nilai tekstur nugget pada penyimpanan 0 hari dan 14 hari masing-masing sebesar 42N dan 48N.

Page 1 of 1 | Total Record : 7